Eve, Manusia Cloning Pertama
Gambar header Vista Education Top Left Gambar header Vista Education Top Right
Icon Whatsapp Vista Education

Eve, Manusia Cloning Pertama

Eve, Manusia Cloning Pertama

Pasti kita tidak asing dengan domba Dolly. Itu loh, domba hasil cloning pertama di dunia. Domba betina ini dicloning dengan teknik cloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel ‘mammary’ (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embryo yang kemudian ditanamkan pada rahim domba pengganti induk. Walau dikatakan berhasil, prosedur cloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Namun, Dolly menunjukkan sisi lemah cloning pada hewan. Pada saat usianya masih belia, domba dolly sudah terserang arthritis.  

Bagaimana dengan cloning pada manusia ?

Cloning manusia pertama  (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses reproduksi konvensional.

Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, sukses menghasilkan kloning manusia pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu. Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002.

Penelitian cloning pada manusia sebenarnya juga memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik cloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan.

Apa pandangan dunia internasional pada cloning manusia?

Para ilmuwan khawatir pada risiko medik dan ketidakpastian yang berhubungan dengan cloning manusia. Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di clone, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil cloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker.

Resiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi cloning. Menurut ahli perkembangan embryo pada mamalia, Prof. Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma (kanker korion).

Namun, terlepas dari itu semua, para ilmuwan telah selangkah lebih maju dalam mengexplorasi SAINS. Masih banyak misteri dan experience lain yang pasti mengejutkan kita. Atau, mungkin saja kamu adalah salah satu ilmuwan itu.  

Konsultasi Gratis
Isi form untuk memulai konsultasi gratis !