3 Kesalahan utama Orang tua mengenai pendidikan (Untuk Papa dan Mama)
Gambar header Vista Education Top Left Gambar header Vista Education Top Right
Icon Whatsapp Vista Education

3 Kesalahan utama Orang tua mengenai pendidikan (Untuk Papa dan Mama)

3 Kesalahan utama Orang tua mengenai pendidikan (Untuk Papa dan Mama)

"Kamu harus juara 1"

"Kamu harus ikut Les Bahasa Jerman ! "

"Kamu harus masuk universitas itu"

Padahal

“Semua anak mempunyai hak yang sama sebagai subject bukan object”

Kenakalan remaja, kekerasan, pelecehan dan bullying. Hal-hal mengerikan itu sudah bertengger sebagai hal yang lumrah tempo hari. Biasa terjadi pada anak lingkungan menengah kebawah dan merambah ke kalangan menengah ke atas. Kasus-kasus seperti itu menjadi lebih rumit ketika seorang anak mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang tua. Anak mempunyai cara pikir terlalu berbeda dan jarang bisa menyampaikan itu dengan baik. Lalu apa yang salah dengan pola komunikasi antara orang tua dan anak.

 

1. Pemikiran anak adalah obyek

Iya benar, anak memang menjadi hak orang tua. Tapi pada dasarnya orang tua tidak berhak untuk mengatur segala hal. Orang tua sering kali berfikir jika anak adalah asset. Beberapa kasus adalah pada pemaksaan sepihak pemilihan jurusan anak. Banyak papa mama di luar sana menginginkan anaknya masuk jurusan management semata-mata karena berharap mereka akan meneruskan usaha keluarga. Semua akan baik-baik saja ketika anak itu memang menyukai management. Tapi ketika anak itu tidak sependapat? Orang tua wajib mendengarkan dan belajar memahami.

2. Anak memang butuh diberi kasih sayang tapi biarkan mereka survive

Kasih sayang dan perhatin dari orang tua memang sangat wart it. Kasih sayang dan perhatia itulah yang akan membangun karakter anak. Tapi adakalanya anak wajib juga dipersiapkan untuk survive. Dari penelitian, anak survive mempunyai daya tindak yang luar biasa. Mereka terbiasa menyelesaikan masalah sendiri, bertahan hidup sendiri. Jadi, orang tua, biarkan mereka untuk merantau. Merantau adalah salah satu acara untuk mengajarkan kemandirian dan survive insting.

3. Mereka bukan anak nakal

Ketika hal buruk terjadi pada anak jangan pernah bilang itu adalah kesalahan mereka. Contohnya “Kamu nakal sih”, “Makanya belajar”, Makanya makanya makanya itulah yang sering keluar dari mulut orang tua dan terdoktrin di pikiran anak. Anak mempunyai daya ingat dan perasa yang sangat baik

 4. Buat mereka senang bukan “harus”

Anak tidak menyukai belajar atau tidak suka berbicara dengan papa mamanya itu wajar. Apa yang diterapkan orang tua sejak kecil adalah soal belajar, belajar dan belajar. Sebagian besar menganggap itu adalah paksaan bukan kesanangan. Seperti apa yang diungkapkan aktifis kerusuhan Poso; Lian Gogali. “Saya membuat anak-anak senang membaca buku, menciptakan suasana dan keadaan yang menyenangkan. Kemudian saya tidak perlu menyuruh mereka belajar, mereka akan mencari bukunya sendiri”

 

Konsultasi Gratis
Isi form untuk memulai konsultasi gratis !